Rabu, 19 Desember 2012

MUTU BETON


BETON MUTU YANG LEBIH TINGGI SANGAT MEMPENGARUHI KEKUATAN  DAN EFISIENSI BIAYA KOMPONEN
STRUKTUR KOLOM BETON BERTULANG  

            Ekonomi konstruksi (construction economy) adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam proses pra konstruksi maupun masa konstruksi dengan tujuan menekan biaya konstruksi (cost estimate). Penerapan construction economy ada dua versi, yang masing-masing mempunyai tujuan sendiri-sendiri, yaitu versi Owner dan versi kontraktor (Asiyanto,2003:46). Pemakaian mutu beton dan baja terhadap efisiensi biaya komponen struktur beton bertulang, dapat dikategorikan dalam versi Owner. Yang  dimaksud dengan versi Owner adalah untuk menekan biaya investasi yaitu dengan sasaran menurunkan nilai kontrak proyek, agar kondisi proyek menjadi layak atau lebih layak lagi. Sedangkan versi kontraktor berbeda sekali, yaitu dengan sasaran mengendalikan pembiayaan, agar dapat memperoleh laba yang direncanakan dan menghindari resiko kerugian.
Dalam menganalisis efisiensi biaya komponen struktur, mau tak mau harus melalui tahap analisis struktur. Menyiapkan data-data untuk mendapatkan saran-saran dalam pemilihan alternatif yang akan ditinjau. Pada tahap ini harus dilakukan perhitungan secara detail, sehingga akan didapatkan gambaran secara jelas. Perhitungan teknis dilakukan dengan bantuan soft ware yang dikenal dengan program SAP 2000, berguna untuk menghitung analisis dari struktur bangunan gedung. Program SAP 2000  versi 14 disamping mempunyai kecepatan dan ketelitian kerja yang tinggi, juga sangat tepat dipakai untuk menganalisis berbagai model struktur, khususnya elemen frame, baik untuk dua dimensi (2D) maupun tiga dimensi (3D). Menurut (Wigroho, 2001:1), SAP 2000 merupakan program versi terakhir yang paling lengkap dari seri-seri program analisis SAP, baik SAP 80 maupun SAP 90. Keunggulan program SAP 2000 antara lain ditunjukkan dengan adanya fasilitas untuk desain elemen, baik untuk material baja maupun beton. Di samping itu juga adanya fasilitas disain baja dengan mengoptimalkan penampang profil yang paling optimal atau ekonomis.
Analisis regresi meliputi  beberapa pola persamaan regresi dan uraian tentang regresi linear. Persoalan yang menyangkut dan sekelompok peubah (variabel) seringkali dijumpai dalam praktek bila diketahui bahwa diantara peubah tersebut terdapat suatu bangunan alamiah. Hubungan antara variabel-variabel yang dicocokkan pada data percobaan ditandai dengan persamaan prediksi disebut  ”persamaan regresi”(Walpole, 1995:404). Analisis korelasi digunakan untuk mengukur eratnya hubungan antara dua variabel dengan menggunakan suatu bilangan yang disebut ”koefisien korelasi” (Wapole, 1995:443). Pada penelitian untuk menyelidiki sejauh mana pengaruh peningkatan mutu beton terhadap suatu komponen struktur bangunan agar mendapatkan pemakaian tulangan baja yang seefisien mungkin, mutu beton disebut sebagai variabel bebas dan efisiensi tulangan baja  disebut sebagai variabel tak bebas.

ABU SEKAM


PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN HOT ROLLED SHEET (HRS)

  1. Hot Rolled Sheet (HRS)
         Hot Rolled Sheet  adalah campuran dengan bahan pembentuk yang terdiri dari bitumen (aspal), agregat kasar, agregat halus dan bahan pengisi (filler) yang merupakan lapisan penutup dengan gradasi senjang dan dipadatkan dalam keadaan panas. HRS mempunyai fungsi sebagai lapis penutup untuk mencegah masuknya air dari permukaan di dalam konstruksi perkerasan.

Tabel 1
Sfesifikasi Gradasi HRS

Komposisi Agregat
Persen Berat dari Total Campuran Aspal
1”
100
¾”
97 – 100
½”
78 – 100
3/8”
60 – 87
No. 4
55 – 80
No. 8
52 – 78
No. 30
25 – 60
No. 100
8 – 30
No. 200
5 – 10


 
Tabel 2
Fraksi Rancangan Campuran HRS

Komposisi Agregat
Persen Berat dari Total Campuran Aspal
Fraksi Agregat Kasar
20 – 40
Fraksi Agregat Halus
47 – 67
Fraksi Bahan Pengisi
5 – 9
Fraksi Bitumen Efektif
> 6,8 %
Fraksi Aspal Total
> 7,3%

Tabel 3
Sifat  Campuran Yang Dipersyaratkan untuk HRS

Komposisi Agregat
Persen Berat dari Total Campuran Aspal
Rongga Udara
4 – 6 %
Hasil Bagi Marshall
1 – 4 KN/mm
Stabilitas Marshall
450 – 850 Kg
Rongga Terisi Aspal
75 – 85 %
Kelelehan (flow)
2,0 – 4,5 mm


2. Filler
            Filler kadang – kadang digolongkan sebagai agregat, tetapi sesungguhnya filler  adalah pengisi pori atau celah dan untuk mengeraskan selaput aspal yang menyelimuti partikel – partikel agregat, sehingga dapat diperoleh campuran yang stabil. 

Tabel 4
Sfesifikasi Gradasi Filler

Uraian Saringan
% Berat lolos
No. 30
100
No. 50
95 – 100
No. 100
90 – 100
No. 200
30 - 100

     Menurut swamy (1986), sekam padi apabila dibakar dengan kondisi yang terkontrol akan menghasilkan abu sekam padi yang mempunyai sifat pozollan yang tinggi dan apabila dibakar dengan cara yang tidak dikontrol, maka abu yang dihasilkan berbentuk kristal dan tidak kreatif. Jika pembakaran abu sekam melebihi suhu 800°C maka akan menghasilkan kristal silika. Mehta (dalam Swamy, 1986) menunjukkan bahwa beton yang dibuat dengan semen Portland dan abu sekam padi memiliki ketahanan yang unggul terhadap lingkungan asam dibandingkan dengan semen portland dan pozzolan lainya. Selinder beton yang dibuat dengan 35% abu sekam padi dan 65% semen Portland tipe II setelah direndam dalam larutan asam (5% asam sulfat) untuk periode 1500 jam, menunjukkan bahwa beton kontrol mengalami penyusutan berat sebesar 27% sedang beton dengan abu sekam padi hanya mengalami penyusutan 13%.